Selasa, 12 April 2016

KEBUDAYAAN BETAWI

KEBUDAYAAN BETAWI

Adat kebiasaan adalah tingkah laku tradisional yang dipelajari dari ucapan lisan orang tua kepada anaknya atau dengan jalan peniruan, yang lama-lama melembaga dalam kehidupan sosial. Bila adat kebiasaan itu disertai dengan selamatan maka ia menjadi upacara. Dalam hidup orang Betawi terdapat upacara-upacara adat baik yang sakral maupun yang tidak. Upacara-upacara itu merupakan fase-fase atau fragmen­ fragmen kecil yang sudah mendarah daging sehingga akan terasa ganjil jika orang Betawi tidak melaksanakannya dalam perjalanan hidupnya. Dikalangan orang Betawi adat kebiasaan dan upacaranya merupakan ciri penanda yang khas, berbeda dengan yang terdapat pada suku bangsa lain.
Berikut beberapa adat kebiasaan Betawi ataupun upacara lingkaran hidup individu:
1. Mapas
Upacara yang dilakukan apabila ada seorang ibu yang baru melahirkan. Pada upacara ini, si ibu yang baru melahirkan diharuskan memakan “sayur papasan” yang isinya terdiri dari berbagai macam sayur mayur agar si ibu tetap sehat, demikianjuga bayi yang baru dilahirkannya.
2. Puput Puser
Atau “puputan” adalah suatu upacara yang dilakukan apabila tali pusat bayi sudah lepas (puput). Orang Betawi mengadakan selamatan ala kadamya.
3. Aqiqaha
Upacara selametan untuk anak yang baru dilahirkan dengan memotong kambing, laki-laki 2 ekor kambing, perempuan 1 ekor kambing. Seperti yang diajarkanjuga dalam agama Islam. Serta Suatu upacara bagi anak bayi berusia 40 hari, yaitu upacara menyukur rambut bayi.
4. Nginjek Tanah
Biasanya diadakan upacara ini apabila seorang bayi telah mencapai umur delapan bulan, diadakan selamatan ala kadamya dengan membuat sedekahan berupa nasi dengan lauk-pauknya serta kue-kue, roti, pisang, dan sebagainya.
5. Upacara Sunatan
Di masyarakat Betawi, sunat diartikan sebagai pembeda. Maksudnya, pembeda usia antara anak-anak dengan seseorang yang sudah akil balig. Orangtuanya berembuk atau berdiskusi dan bermusyawarah dengan tetua atau sesepuh kampung untuk melaksanakan upacara sunat.
6. Tamatan Qur’an
Khatam Qur’an Khatam Qur’an di Betawi sering disebut Tamatan Qur’an. Upacara ini sangat penting bagi orang Betawi karena ini sebagai pertanda bahwa seseorang yang sudah melaksanakan upacara Tamatan Qur’an dianggap telah menjadi orang yang mengerti ajaran agama Islam.
7. Upacara Nujuh Bulanan
Upacara yang berkaitan dengan masa kehamilan 7 bulan. Nujuh diambil dari jumlah hari yang berjumlah 7 hari. Bilangan tujuh dipakai sebagai patokan pada upacara nujuh bulan. Maksud upacara untuk mendapatkan rasa aman dengan membaca Al-Quran surah Yunus dan Maryam. Agar anaknya jika perpempuan akan secantik Maryam dan Nabi Yunus as. Tuhan, memohon keberkahan dan perlindungan pada-Nya agar anak yang akan dilahirkan kelak bisa lahir dengan selamat, menjadi anak yang sholeh , berbudi luhur dan patuh kepada kedua orang tuanya.
8. Upacara Pernikahan
Upacara adat perkawinan Betawi dilakukan melalui beberapa tingkatan upacara yang berhubungan atau berkaitan satu sama lainnya. Diantaranya :
– Ngedelengin
-Ngelamar
– Bawa Tande Putus
-AkadNikah
– Kebesaran
-Negor
– Pulang Tige Ari
9. Bakal
Adat kebiasaan yang sering dilakukan oleh orang Betawi dahulu dengan maksud untuk menyambut kedatangan calon pengantin laki-laki yang akan mengunjungi rumah caJon mertuanya untuk bersalaman pada waktu Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri.
10. Bikin dan Pinde Rume
Dilakukan saat orang Betawi akan melakukan pembangunan rumah. Dan pindah ke rumah yang baru.
11. Nazar
Masyarakat Betawi pinggir menyebutnya “ngucap” dan “kaulan”. Merupakan semajam janji yang diniatkan dalam hati dan diucapkan dengan tegas serta dapat didengar oleh orang disekitamya. Nazar itu harus dilaksanakan sesuai janji manakala tidak dilaksanakan akan berakibat buruk bagi si nazar.
12. Lebaran
Bagi orang Betawi, lebaran adalah salah satu puncak kegembiraan setelah menjalankan masa bakti dan ketakwaan. Untuk sampai pada tahap lebaran beberapa tahap lagi yang harus dilalui dengan baik dan benar. Orang Betawi mengenal paling sedikit tiga rnacam lebaran, yaitu lebaran Idul Fitri, Lebaran Haji, dan Lebaran Anak Yatim.
13. Upacara Kematian atau Haul
Atau tahlilan, diselenggarakan oleh para anggota keluarga apabila ada kematian. Mengadakan selamatan atau sedekahan, selamatan semacam ini juga diadakan pada waktu yang meninggal telah mencapai 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1000 hari dari saat meninggalnya.
14. Ngelawat atau Nyelawat
Pergi berkunjung ke rumah tetangga, sanak-keluarga ataupun orang lain yang sedang ditimpa kemalangan, misalnya apabila ada kematian.
PERNIKAHAN
Saya akan menceritakan sedikit mengenai kebudayaan saya. Betawi itu memang kebudayaan yang tiada habisnya untuk diceritakan. Salah satunya perkawinan yang dilakukan oleh saudara saya.
Perkawinan yang dilakukan oleh warga betawi memang sungguh unik mulai dari lamaran hingga perkawinan. Saudara saya melangsungkan perkawian dengan adat betawi.
Tradisi keluarga saya sebelum melangsungkan perkawinan terlebih dahulu diadakan Maulid pada malam hari. Dan melaksanakan akad nikah pada malam hari setelah melakukan Maulid. Tetapi sebelum Maulid calon mempelai lelaki terlebih dahulu diarak atau diangkat dengan menggunakan bangsu yang telah dihias. Calon mempelai laki-laki diarak dari rumahnya hingga sampai rumah calon mempelai wanita.
215789_2329922225139_823671127_n
sumber:
foto pribadi
Jakarta, 5 Februari 2010
Dengan diiringi puluhan petasan acara pun semakin meriah dan ditambah dengan hadroh dan lantunan sholawat. Membuat suasana menjadi meriah sehingga jalan menjadi milik kami. Tidak lupa pula diiringi oleh pemain hadroh yang begitu bagusnya.
Setelah sampai calon mempelai pria didampingin oleh ayah atau pun sanak kelarga menuju tempat akad nikah tetapi sebelumnya diadakan Maulid dan itu memang sudah kewajiban keluarga untuk melaksanakannya. Sanak saudara yang hadir dan ikut mengarak membawa seserahan yang berupa pakaian,buah,kue, alat yang dibawakan untuk calon istri dan tentunya kue buaya yang menjadi teradisi orang Betawi.
Setelah acara Maulid seselai barulah dilaksanakan akad nikah yang dilaksanakan oleh calon mempelai pria dan orang tua calon mempelai wanita. Apabila tidak terdapat ayah calon wanita dapat digantian oleh kakak atau pun adik bahkan wali sang calon mempelai wanita. Setelah akad nikah berlangsung barulah sang calon istri keluar untuk dipertemukan dengan suaminya. Dari situ sang suami bersalaman dengan ibu dan saudra dari sang istri. Begitu meriah dan lancar acara yang berlangsung dalam keluarga saya.
Dengan perasaan senang saudara saya pun telah resmi menjadi suami istri. Kami pun sebagai saudara ikut senang dengan suasana ini. Kami simpan kejdian ini dengan menggunakan kamera yang ada.
Mempelai wanita bernama Popi Chofifah dan mempelai pria bernama Saiful Akmal. Begitu banyak seserahan yang dibawa mempelai pria kepada mempelai wanita. Mempelai pria berasal dari Depok,Jawa Barat.sanaksaudara pun ikut membantu dalam memperlancar acara ini.
Kakak dari Popi ini yang bernama Syibli menjadi wali nya dikarenakan orang tua mereka yang bernama H.Umar Abdul majid telah meninggal. Sehingga digantikan oleh adik lelakinya unutk menjadi wali. Semua pun berjalan dengan lancar sera hikmat. Semua yang melihat serta mendengarkan ikut larut dalam proses akad nikah.
180222_1284473849583_3362897_n
foto pribadi
Jakarta 5 Februari 2010
Esok paginya pun acara untuk resepsi pernikahan. Orang-orang pun sibuk mempersiapkan untuk acara resepsi tersebut. Saya pun ikut partisipasi dalam acara tersebut. Saya menggunakan seragam yang sama untuk memeriahkan acar tersebut.
Pagi hari besan calon pria datang dan layaknya seperti acara lain dipimpin oleh seorang MC agar lancarnya acara. Sebelum acara inti tentunya pengajian dan Malid pun diadakan. Maulid inilah yang membedakan kebudayaan Betawi dengan yang lainnya. Sungguh meriah acara tersebut banyak para tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut. Acara pun berlangsung meriah dari pagi hingga malam. Begitu banyak makanan dan prasmanan yang telah disediakan oleh kedua mempelai untuk tamu.
168704_1284482129790_5807894_n
sumber:
foto pribadi
Jakarta 6 Februari 2010
Tiada henti-hentinya para tamu datang untuk memberikan selamat dan mengucapkan “semoga menjadi keluarga yang Sakinah Mawwadah Warohmah”. Saat malam hari tentunya telah disediakan penghibur seperti Gambus. Gambua adalah musik yang berasal dari Timur Tengah. Musik Gambus sudah menjadi teradisi kami saat acara pernikahan mapun acara sunatan.
Gambus itu adalah musik yang beriramakan dan menggunakan bahasa Arab. Sungguh enak musik tersebut bila didengarkan. Gambus termasuk salah satnya yang ditunggu-tunggu oleh para tamu undangan. Musik Gambus dimainkan oleh orang yang benar-benar ahli dalam musik tersebut.
KHITANAN
Sunat alias khitan secara harfiah berarti sama dengan sunnah dalam bahasa Arab. Sunat bagi orang Betawi adalah upacara memotong ujung kemaluan anak laki-laki dalam ukuran tertentu. Menurut ajaran agama Islam, hila anak lelaki memasuki akil balig ia harus segera dikhitan atau disunat. Jika anak lelaki sudah akil balig belum disunat, maka shalatnya tidak sah. Jika anak kecil yang belum masuk akil balig sudah rajin melaksanakan shalat lima waktu, maka orang Betawi menyebutnya anak baru belajar atau latihan membiasakan taat beribadah. Jika anak-anak yang belum sunat, biasanya dia dilarang shalat berjamaah berada di barisan paling depan. Itu hanya kebiasaan saja, bukan merupakan suatu larangan formal.
Dengan kata lain sunat dalam pandangan masyarakat Betawi dapat pula diartikan sebagai pembeda, yaitu pembeda antara anak-anak dengan seseorang yang sudah akil baligh. Seorang anak yang sudah disunat, dianggap sudah menjadi manusia sempurna, dalam arti dia sudah mempunyai kewajiban sebagai maua manusia dewasa. Ia wajib melakukan ibadah, ia wajib memahami peraturan-peraturan yang berlaku, dan seterusnya.
Prosesi upacara penganten sunat Betawi terbagi dua yaitu :
A. Sebelum Sunat
1. Rembukan
(kedua orang tua, sesepuh kampung dan anak yang mau disunat). Dalam rembukan yang dibicarakan antara lain :
• Kepada si anak ditanyakan apakah ia sudah bersedia atau sudah berani untuk disunat. Ini perlu sekali ditanyakan sebab jika si anak belum mau atau belum berani, dengan sendirinya tidak akan terlaksana karena dihawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Atau sering juga si anaklah yang sudah ingin sunat, lantaran ia diolok-olok temannya atau karena soal lain. Kepadanya ditanyakan pula apakah ingin diarak herkeliling kampung atau tidak. Kalau ingin diarak, apakah ia ingin diarak dengan diusung tandu, atau dengan menaiki kuda. Ia juga ditanyakan apakah ingin ada hiburan dan apa hiburan yang dipilihnya. Ia bebas memilih jenis hiburan apa saja yang disukainya.
• Mencari atau menentukan “Bengkong” atau dukun sunat yang akan dipanggil. Sebab setiap Bengkong punya kekhasan sendiri­ sendiri. Biasanya Bengkong yang sudah senior (pengalaman dan doa-doanya) akan lebih diutamakan. Jika menurut sejarahnya, Bengkong yang baik itu punya ajian atau doa-doa mustajab yang dapat menghipnotis si anak agar tidak merasa takut, ataupun merasa sakit. Dahulu dokter sangatlah jarang, hanya ada di kota. Sedangkan di kampung-kampung hanya ada Bengkong atau dukun sunat Namun sekarang Bengkong sudahjarang. Menentukan kapan (hari, tanggal) pelaksanaan sunat. Pada umunmya orang Betawi melaksanakan sunatan pada bulan Maulid atau bulan Syawal (setelah Lebaran). Sekarang biasanya setelah kenaikan kelas, dan saat liburan sekolah.
2. Ngundang Tamu.
Biasanya orang Betawi mengundang tamu dengan cara “Jotan”, yaitu mengantarkan nasi lengkap dengan !auk pauk seperti ikan, semur telor dan ayam bekakak kepada sesepuh kampung, tokoh masyarakat, saudara tua dan kaum kerabat. Pihak yang diundang dengan cara jotan ini berarti mendapat amanat untuk meneruskan undangan ke saudara dan tetangga lain.
3. 2 hari sebelum Khitanan.
Biasanya sanak kerabat berkumpul untuk merangkai janur dengan iringan shalawat/marawis.
4. Sehari sebelum hari H (hari pelaksanaan)
Si anak dirias dengan rias dan pakaian kebesaran sunat Betawi, yaitu pakaian pengantin sunat (jenisnya sama dengan jenis baju penganten cara haji), sehingga dinamakan pengantin sunat. Pagi-pagi sekitar jam 8 si anak mulai diarak mengelilingi kampung. Tujuannya untuk memberi hiburan atau memberi kegembiraan serta semangat kepada si anak bahwa besok dia akan dapat pengalaman baru, yaitu pengalaman sunat.
Pada event ini pelengkap dan pendukung acaranya antara lain :
a Pakaian penganten sunat lengkap. Lengkapnya pakian pengantin sunat Betawi ini sebagai berikut :
1. Jubah, atau jube, yaitu pakaian luar yang longgar dan beserta terbuka pada bagian tengah depan dari Ieber sampai ke bawah, dengan kepanjangan yang kira-kira tiga jari dari pakaian dalarnnya atau boleh juga sama panjangnya dengan pakian dalamnya.
2. Gamis, yaitu pakaian dalam berwarna muda, dan lembut yang tidak terlalu kontras dengen warna jubalmya. Gamis ini tidak dihias alias polos.
3. Selempang. Dikenakan sebagai tanda kebesaran. Namun demikian pakaian selempang ini dipakai dibagian dalam jubab. Lebarnya kira-kira 15 em. Cara memakainya diselempangkan pada pundak kiri menuju pinggang kanan.
4. Alpie, yaitu tutup kepala khas sorban haji yang tingginya disesuaikan dengan yang memakainya, dililit sorban putih atau emas. Hiasan alpie adalab melati tige untai/ronce, yang bagian atasnya diselipkan bunga mawar merab dan ujungnya ditutup dengen bunga cempaka.
5. Alas kaki, berupa sepatu tutup alias vantopel atau banyakjuga yang menggunakan trompab berbiaskan mote.
b.Pembaca shalawat dustur
c.Grup rebana ketirnpring sebagai tukang ngarak dan membaca shalawat hadar.
Sesudalmya si pengantin sunat dirias dengan pakaian pengantin sunat, di depan pintu rumab dibacakan shalawat dustur. Kemudian si pengantin sunatpun diarak dengan rebana ketirnpring dan shalawat hadar menuju kuda. Kuda ini pun dirias sedemikian rupa antara lain dengan bunga-bunga. Biasanya si anak akan didampingi ternan-ternan bermainnya yang sebaya. Si penganten sunat menaiki kuda dan teman­ temannya mengiringinya dengan naik dehnan. Berjalan di barisan paling depan adalab grup ondel-ondel yang menari-nari dengan lincalmya. Rombongan keliling kampung. Terns berkeliling kampung sejauh yang dapat dilewatinya. Temannya bisa naik kuda atau dehnan, jika disediakan. Rebana ketirnpring pun mengikuti. Di barisan paling belakang ada rombongan tetangga, dan orang-orang kampung yang meramaikan.
B. Hari Pelaksanaan Sunat
1 Pagi hari setelab shubuh anak di suruh berendam di kali, kolam atau bak mandi. Tujuannya sebagai pengganti bius dan agar kebal dari sakit.
2 Setelab 1-2 jam berendam. Anak dipersiapkan untuk di sunat.Bengkong atau dukun sunat pun datang. Si anak dengan memakai baju sadariab berserebet kain sarung sudab siap duduk di bangku. Sambuk kelapa untuk meuaban sarung menempel ke penis yang disunat sudah disiapkan.
3 Pada saat anak akan disunat, orang tua biasanya datang untuk bertanya tentang keinginan anak. Si penganten sunat akan rnerninta sesuatu barang yang disukainya Kernudian di sisi si anak disajikanldisiapkan rneja yang di atasnya sudah ditata bekakak ayam lengkap dengan nasi kuning dan buah-buahan. Bekakak ayam adalah ayam panggang yang tidak dipotong-potong dan nanti setelah sunat akan dimakan bersama ternan-ternan sebayanya yang datang saat sunat
4 Bengkong dengan peralatan sunatnya (pisau sunat, dua batang bambu ukuran sumpit yang disebut bebango atau bango-bango). Bengkong yang banda! dan bijaksana biasanya sangat humoris dan rnengerti psikologi si anak. Anak yang ketakutan akan dihibur dengan kata-kata lucu atau dengan rnendendangkan nyanyian shalawat. Bisa juga di antara keduanya teJjadi dialog rnernbicarakan hal-hal yang disenangi si anak. sehingga si anak tidak rnenyadari kalo proses sunatannya sudah selesai. Selesai di sunat, Bengkong akan rnenaburi obat antibiotik yang dibuat dari bahan-bahan alami yang dibuat dari kerikan batok kelapa, lugut kulit pelepah kelapa rnuda, atau sarang galanggasi. Masa kini rnungkin orang akan berfikir dua kali untuk rnernakai anti biotik semacam ini, sebab terlihat sangat tidak higienies.
5 Bagi orang Betawi ada beberapa pantangan bagi anak yang habis di sunat yaitu : tidak boleh makan ikan asin atau rnakanan yang terbuat dari udang. Selain itu tidak boleh rnelangkahi tai ayam. Entah apa hubungannya antara rnelangkahi tai ayam dengan sunat. Yang jelas anak-anak yang sunat tidak berani rnelangkahi tai ayam.
6 Bersamaan dengan pelaksaan sunat, terkadang juga dilaksanakan pulakegiatan rnernotong ayam jago dan “rnasang petasan”. Hal ini dimaksudkan untuk rnernecah konsentrasi anak-anak sebaya yang belum disunat. Anak yang disunat biasanya rnenangis dengan suara yang cukup keras karena rnanahan sakit dan untuk rnernbuat suara tangisan itu tidak terlalu didengar oleh anak-anak, rnaka suara ayarn yang dipotong dan bunyi petasan akan rnengimbangi suara tangisan. Dengan begitu anak-anak yang datang rnenonton dan belum disunat tidak akan takut jika nanti dia pun akan sunat. Selain itu suara petasan itu maksudnya sebagai kabar kepada tetangga bahwa pelaksanaan sunat sudah selesai.
7 Selesai di sunat, si anak akan rnemperoleh hadiah dari kakek, nenek, encang, encing, famili lain dan para tetangganya.. Setelah itu dilaksanakan selametan atau tahlilan termasuk rnuludan. Mernang sudah rnenjadi tradisi orang Betawi bahwa setiap rnelaksanakan kegiatan, rnernbaca rnaulid Nabi Muhammad SAW selalu disertakan bahkan pada waktu tahlilan kernatian sekalipun.
8 Hidangan utarna khitanan biasanya nasi kuning. Nasi kuning Betawi terbuat dari beras ketan dan !auk pauknya berupa sernur daging, acar kuning, serondeng, bawang goreng, dan ernping rnelinjo.
9 Selepas shalat zuhur undangan resepsi rnulai berdatangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar